Thursday, September 13, 2018

Desain Perencanaan Ruang Perpustakaan

         
Dalam menghadapi perubahan masa mendatang, pembangunan gedung hendaknya bersikap luwes (fleksibel) artinya mampu menyesuaikan tata letak tanpa perlu perubahan struktur gedung secara besar-besaran. Ini berarti perlu danya ketertukaran (interchangeability) semua ruang rak, jasa, ruang baca, dan ruang staf.
Ruang perpustakaan disediakan untuk menyimpan bahan pustaka, pengunjung, staf (baik administrasi maupun operasional), ruang jasa, sarana perpustakaan seperti katalog, microreader, mesin fotokopi, mesin penjilidan, dan sejenisnya.
Adapun pengertian ruang itu sendiri menurut jaraknya adalah tempat atau bangunan tertentu dalam suatu gedung perpustakaan. Berfungsi untuk meletakkan suatu barang atau kegunaan lainnya. Antara ruang yang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh alat pemisah. Sedangkan pengertian ruang menurut ruangannya adalah suatu ruang atau kumpulan ruang yang sekelilingnya dibatasi oleh dinding atau penyekat.
Perpustakaan juga perlu memperhitungkan pertumbuhan masa mendatang. Adapun penyediaan ruangan untuk hal berikut ini, dengan perhitungan kebutuhan 10 tahun mendatang yang perlu disediakan di perpustakaan ialah:
·         Koleksi perpustakaan
·        Staf perpustakaan seperti: ruang administrasi, ruang kepala perpustakaan, ruang kerja staf administrasi, toilet, ruang tamu/istirahat, mushola, ruang pertemuan, ruang kegiatan pustakawan, ruang kerja bagian pengadaan koleksi, ruang kerja pengolahan koleksi, ruang layanan sirkulasi, ruang layanan referensi, ruang layanan terbitan berkala, ruang layanan terbitan berkala, ruang layanan keanggotaan, ruang multimedia, ruang internet, CD ROM dan komputer.
·   Ruang lain yang diperlukan sebagai sarana penunjang perpustakaan seperti ruang pameran, labolatorium foto, ruang sidang atau konporensi (perpustakaan umum akan memerlukan ruangan ini).
Untuk memasuki gedung perpustakaan dari luar maupun dari pintu masuk, pengunjung perpustakaan tidak perlu dipusingkan oleh rancangan gedung yang berbelit-belit. Cukup dengan panduan serta petunjuk singkat, para pengunjung dapat menemukan bagian gedung yang diinginkannya, misalnya dimana letak ruang layanan sirkulasi atau bagaimana caranya menuju ruang referensi.



Referensi:
Sulistyo Basuki. 1993. Cet. 2. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 

No comments:

Post a Comment