Sunday, May 3, 2020

BOCIL AS AN INSPIRATION FOR TARAWIH PRAYER

BOCIL SEBAGAI INSPIRASI UNTUK SHOLAT TARAWIH


Trenggalek, 3 Mei 2020

Bulan suci Romadhon merupakan bulan yang penuh berkah, segala amal ibadah dilipatgandakan oleh Allah SWT, begitupun sebaliknya dengan segala perbuatan buruk. Bila setiap bulan suci Romadhon para umat islam berlomba-lomba dalam kebaikan untuk berpuasa menahan lapar, haus dan hawa nafsu dari imsak sampai maghrib selama sebulan; memperbanyak i’tikaf atau berdiam diri di masjid, rajin tadarus Al-Qur’an, rajin berjama’ah sholat tarawih, dan lain sebagainya. Tetapi bulan Romadhon 1441 H/ 2020 M ini berbeda daripada bulan Romadhon sebelumnya. Wabah yang sedang melanda hampir seluruh dunia ini atau pandemi COVID-19 menjadikan suasana Romadhon berbeda dari suasana Romadhon-Romadhon sebelumnya. Yang biasanya saat bulan Sya’ban para umat Islam begitu khusyuk menyambut akan datangnya bulan suci romadhon,  maka tahun ini dengan suasana Romadhon sistem lockdown anjuran pemerintah dengan ibadah dirumah aja sebagai antisipasi pencengahan penyebaran virus corona pada wilayah-wilayah yang red zone. Kalaupun wilayah tersebut masih green zone, diperbolehkan untuk sholat berjamaah dengan anjuran membawa alat ibadah dari rumah, memakai masker, tidak saling berjabat tangan atau bersentuhan, dianjurkan untuk sholat lebih cepat.
Alhamdulillah di desaku masih tergolong green zone, sehingga kami masih berkesempatan untuk sholat berjamaah di mushola. Meskipun ada beberapa orang yang memilih untuk sholat tarawih berjamaah dirumah. Tarawih di moshola tempat tinggalku berjalan seperti biasanya. Bedanya, tidak ada musafaah (berjabat tangan) setelah sholat, dan bacaan sholat lebih cepat dari biasanya. Karena berkesempatan untuk berjamaah tarawih seperti biasa, maka para tetanggaku tetap datang untuk sholat tarawih berjamaah mulai dari yang tua, muda, dan anak-anak. Yah, anak-anak yang masih TK dan SD ikut berjamaah sholat tarawih. Jika secara harfiah, anak dibawah umur untuk melakukan sholat itu sekedar asal-asalan entah itu bacaan atau niatnya.
Tapi yang membuatku terkagum-kagum, ada salah satu anak perempuan yang masih TK kecil sangat rajin melakukan sholat. Mulai dari sholat isya’, sholat tarawih, dan sholat witir dikerjakannya tanpa bolong. Meskipun rasa kantuk dan lelah menyerangnya, dia tetap melakukan sholat. Sungguh calon perempuan sholihah. Jika dibandingkan denganku yang dulu diajarkan untuk sholat sejak kecil, setiap sholat tarawih ada beberapa rakaat sholat tarawih yang ku tinggalkan untuk sekedar istirahat atau malah tertidur. Bukankah hal yang kulakukan itu hal yang wajar bagi anak kecil? Jangankan anak kecil, orang dewasa saja kadang sering memilih telat untuk datang sholat tarawih untuk memepersingkat sholatnya, ada yang memilih untuk mencari mushola atau masjid yang melakukan sholat tarawih dengan sangat cepat, ada yang istirahat di beberapa rakaat, dan ada juga yang tidak sholat sama sekali dengan alasan tidak diwajibkan karena itu merupakan sholat sunnah, dan tidak sholat dengan alasan malas. Bukankah itu hoax bila ada yang bilang sangat rindu dengan Romadhon, sangat senang dengan datangnya bulan Romadhon, rasa yang menggebu-gebu tersebut tidak sebanding dengan amalan yang dilakukan.
Bukan hanya perbuatan anak TK tadi yang begitu menginspirasiku, ada anak perempuan kelas 4 SD yang setelah maghrib ikut ayahnya ke rumah saudaranya yang juga tetanggaku yang bertempat tinggal di depan rumahku. Saat waktu sholat tarawih, si anak perempuan ikut sholat tarawih di mushola tempatku. Berbeda dengan sang ayah yang memilih untuk tidak ikut sholat dan memilih untuk tetap dirumah saudaranya. Yang menginspirasiku, meskipun itu bukan wilayah tempat tinggalnya, meskipun aliran di mushola kami berbeda dengan aliran yang dia anut, dia tetap mendirikan sholat jama’ah dari isya’, tarawih, dan witir. Mungkin kalau itu aku, memilih untuk sholat isya’ sendiri dirumah saudaraku dengan alasan berbeda madzhab, atau malas, atau malu karena bukan di wilayah sendiri. Mungkin iya mungkin tidak ; D .
Apakah kalian melakukan hal yang sama seperti para bocil itu? Atau apakah para bocil itu menginspirasi kalian? Berbaik hatilah untuk meninggalkan komentar.

No comments:

Post a Comment